Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) bertemu di Kantor PBNU, Jakarta, Rabu (18/6), untuk membahas sejumlah isu penting yang berpotensi menjadi ruang kerja sama antara dua organisasi keagamaan besar tersebut. Keduanya menyepakati perlunya memperkuat sinergi, salah satunya dengan merancang Memorandum of Understanding (MoU).
Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya mengatakan, pertemuan ini menjadi awal pembahasan intensif tentang bentuk konkret kolaborasi antara NU dan HKBP.
“Ya alhamdulillah, hari ini kami mendapat kehormatan kunjungan dari pimpinan HKBP, dan kami diskusi secara hangat tentang berbagai hal yang memerlukan kerja sama antara NU dan HKBP ini untuk mengupayakan penyelesaian dari masalah-masalah yang ada itu,” ujar Gus Yahya.

Ia menambahkan, dalam waktu dekat pihaknya akan mendiskusikan rencana pembuatan kesepakatan kerja sama. Menurutnya, agama seharusnya menjadi bagian dari solusi, bukan justru menjadi bagian dari masalah.
“NU sendiri telah mengartikulasikan dengan sangat serius bahwa di tengah berbagai masalah yang dihadapi oleh masyarakat, agama-agama ini harus hadir sebagai sumber solusi, sumber jalan keluar dari masalah-masalah itu. Dan jangan sampai agama dipandang, apalagi dalam kenyataan, menjadi bagian dari masalah,” kata dia.
Namun, Gus Yahya menjelaskan bahwa bentuk kerja sama antara NU dan HKBP masih dalam tahap pembahasan lebih lanjut. “Belum, kita masih akan diskusikan dulu nanti area kerja samanya seperti apa,,” jelasnya.
Beberapa isu yang dibicarakan antara lain soal kesulitan pembangunan rumah ibadah, lingkungan, hingga persoalan ekonomi dan pendidikan.
“Banyak hal. Masyarakat kan penuh masalah. Ada masalah hubungan antara umat beragama aja masih banyak masalah sekarang. Kasus-kasus tentang kesulitan mendirikan rumah ibadah masih banyak muncul. Kasus-kasus lingkungan, kasus-kasus problem ekonomi masyarakat, problem pendidikan, kesehatan dan lain sebagainya,” ujar Gus Yahya.
Pimpinan HKBP, Ompui Pendeta Dr Victor Tinambunan MST, turut mengapresiasi sambutan PBNU dan menyampaikan pentingnya kerja sama lintas iman. Ia menyinggung kembali MoU HKBP dan PBNU yang telah ditandatangani pada 2021, dan berharap ada pembaruan dengan langkah konkret ke depan.
“HKBP sangat mengapresiasi bagaimana kerja sama selama ini, walaupun tidak tertulis secara rinci tetapi HKBP betul-betul merasakan bagaimana peranan NU dalam membangun toleransi kehidupan dalam keberagaman,” kata Pendeta Victor.