Lampung Geh, Batam – Pemerintah Provinsi Lampung memperluas strategi ekspor komoditas unggulan melalui kerja sama lintas daerah yang difokuskan pada pembentukan jalur distribusi regional terintegrasi.
Langkah ini ditandai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman bersama tiga provinsi lainnya Kepulauan Riau, Jawa Tengah, dan Maluku Utara, di Hotel Marriott Harbour Bay, Kota Batam, pada Sabtu (14/6).
Gubernur Lampung, Rahmat Mirzani Djausal menyampaikan, kerja sama ini menjadi momentum untuk memperkuat daya saing Lampung sebagai lumbung pangan nasional sekaligus pemain ekspor berbasis komoditas pertanian dan peternakan.
“Lampung unggul dalam produksi hortikultura dan peternakan, termasuk surplus ayam ras. Potensi ini akan lebih maksimal jika terhubung dalam rantai pasok nasional dan dibuka ke pasar internasional lewat jalur ekspor dari Kepri,” ujar Gubernur Mirza.
Melalui kolaborasi ini, Pemerintah Provinsi Lampung akan memfasilitasi pelaku usaha, petani, dan UMKM agar dapat menembus pasar luar negeri secara terstruktur, dengan dukungan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dan kebijakan lintas provinsi.
“Selama ini pelaku UMKM berdagang sendiri-sendiri. Sekarang pemerintah hadir sebagai fasilitator. Kami ingin UMKM Lampung punya akses logistik dan pasar ekspor yang lebih kuat,” tegasnya.
Menurutnya, integrasi ini akan menghubungkan kekuatan daerah. Jawa Tengah memiliki keunggulan produksi pangan skala besar, Maluku Utara dari sisi permodalan dan hasil laut, dan Kepri sebagai gerbang ekspor strategis.
“Kita tidak bisa lagi bekerja secara terpisah. Harus terhubung dalam satu ekosistem, agar komoditas unggulan kita punya nilai lebih di pasar global,” kata Mirza.
Ia menambahkan, Pemerintah Provinsi Lampung akan segera menyiapkan tim teknis lintas OPD dan BUMD untuk merancang mekanisme distribusi dan ekspor secara bersama, termasuk memastikan kualitas produk yang akan masuk ke pasar ekspor seperti Singapura dan Johor.
Kesepakatan ini disambut baik oleh Gubernur Kepri Ansar Ahmad yang menyatakan kesiapan wilayahnya menjadi simpul ekspor regional.
“Kami juga mengusulkan reaktivasi Sumatera Promotion Center sebagai pusat promosi ekspor dari berbagai provinsi ke luar negeri,” katanya.
Sementara itu, Gubernur Maluku Utara Sherly Tjoanda Laos menyampaikan, pihaknya akan mempelajari praktik distribusi pangan dari Lampung, dan berharap bisa menguatkan koneksi ekspor hasil laut ke Singapura dan sekitarnya.
Kerja sama antardaerah ini menjadi langkah awal dalam menyusun sistem distribusi dan ekspor yang berkelanjutan, efisien, dan berbasis kekuatan daerah masing-masing. (Cha)